Berita Chelsea vs Wolves: Bagaimana Chelsea Mendominasi Babak Kedua

Berita Chelsea vs Wolves: Bagaimana Chelsea Mendominasi Babak Kedua

Pertandingan antara Wolverhampton dan Chelsea merupakan pesta gol yang tak terduga di awal musim dan memberikan banyak bahan renungan. Setelah kedua tim mencetak gol di babak pertama, yang menghasilkan hasil imbang 2-2, momentum berubah sepenuhnya menguntungkan Chelsea di babak kedua. Tim tamu kemudian mencetak empat gol, yang akhirnya mengamankan kemenangan yang menentukan.

Sekarang kita akan membahas apa yang terjadi setelah jeda waktu istirahat dan bagaimana tim Enzo Maresca secara dramatis membalikkan keadaan demi keuntungan mereka.

Bagaimana Chelsea Mendominasi Wolverhampton di Lini Tengah

Dalam pertandingan pembuka Liga Primer melawan Manchester City, Enzo Maresca menerapkan formasi 3-2-5 selama fase menyerang, dengan Lavia dan Madueke diposisikan di tengah lini tengah, sementara Nkunku dan Malo Gusto memberi lebar di sisi sayap.

Noni Madueke dan Mykhaylo Mudryk tidak bermain dalam pertandingan itu, dan Pedro Neto baru dimasukkan pada babak kedua, di mana ia menciptakan beberapa peluang berbahaya.

Namun, Chelsea membuat perubahan signifikan pada susunan pemainnya untuk pertandingan melawan Wolverhampton. Roméo Lavia absen karena cedera ringan, sehingga Malo Gusto pindah ke posisinya selama fase penyerangan.

Mykhaylo Mudryk dan Noni Madueke memulai sebagai penyerang sayap, sementara Enzo Fernández dan Cole Palmer beroperasi di ruang setengah, menerima bola dan mengatur permainan.

Dibandingkan dengan pertandingan pertama, Chelsea memperkenalkan bek sayap terbalik di tengah lapangan dan dua penyerang yang memberikan lebar, mengubah formasi mereka dari 3-2-5 menjadi 3-2-2-1-2 yang lebih cair dengan kotak di lini tengah.

Nicolas Jackson memainkan peran sebagai “false nine”, yang menghubungkan permainan antara lini tengah dan serangan.

Sejak awal, hal ini memungkinkan Biru untuk membangun dominasi total di lini tengah atas gelandang Wolverhampton, dan tidak mengherankan bahwa tim tamu mencetak gol pertama mereka di menit kedua.

Mudryk dan Madueke memperkuat pertahanan lawan di posisi sayap, sementara Enzo Fernandez dan Cole Palmer mendominasi di tengah lapangan. Di babak kedua, masuknya Pedro Neto yang berkaki kidal membawa dinamika berbeda pada permainan Chelsea.

Tidak seperti Mudryk, Neto beroperasi di sisi kiri lapangan dekat garis sentuh tanpa bergeser ke tengah, dan ia melakukan lari cepat dan tajam dengan umpan-umpan berbahaya ke area penalti.

Masalah pertahanan Chelsea di babak pertama

Pada babak pertama, Chelsea berjuang dengan masalah pertahanan yang serius, yang menyebabkan serangkaian momen berbahaya di dekat gawang mereka. Masalah-masalah ini bermula dari counter-pressing yang tidak efektif dan upaya yang gagal untuk menciptakan jebakan offside dengan garis pertahanan yang tinggi.

Selain itu, Enzo Fernandez dan Moisés Caicedo juga mudah dikalahkan dan dikelabui. Chelsea sangat kurang kompak saat beralih dari menyerang ke bertahan, yang bisa saja menyebabkan kebobolan lebih banyak gol di babak pertama.

Masalah lain bagi Chelsea adalah Matheus Cunha, yang bermain sangat baik. Ia bergerak lincah di sepertiga akhir dan nyaris mencetak tiga gol di babak pertama, tetapi golnya dianulir karena offside dan tendangannya membentur mistar gawang.

Kontribusi Penting Caicedo

Pada babak kedua, Chelsea meningkatkan pressing dan counter-pressing mereka, dengan Moisés Caicedo akhirnya menunjukkan kualitas terbaiknya dengan memenangkan berbagai duel penting dan tidak kehilangan bola di bawah tekanan lawan.

Peningkatan ini menjadi bagian terakhir dari teka-teki Chelsea, yang memungkinkan tim Maresca untuk mendominasi lawan mereka di babak kedua. Berkat Enzo Fernández dan Moisés Caicedo, tim tamu secara teratur mengatasi tekanan Wolverhampton dan membawa bola ke sepertiga akhir.

Jika Fernandez dan Caicedo dapat lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca garis umpan lawan dan lebih sering memotong bola di area pertahanan mereka sendiri, Chelsea memiliki peluang besar untuk meningkatkan hasil di pertandingan mendatang.

Apakah Serangan Chelsea Akhirnya Menemukan Iramanya?

Melawan Manchester City di putaran pertama Liga Premier, Chelsea mengalami masalah dalam menyelesaikan peluang, sebagian karena buruknya eksekusi Nicolas Jackson.

Namun, dalam pertandingan melawan Wolverhampton, pemain Senegal itu tampil gemilang dalam peran “false nine”, membantu rekan setimnya menciptakan keunggulan jumlah pemain di lini tengah dan memberikan umpan-umpan berbahaya kepada Palmer dan Madueke, yang berinteraksi dengan gemilang di sayap kanan.

Palmer dan Madueke sering menemukan diri mereka dalam posisi mencetak gol, yang menghasilkan tiga assist dari Cole Mengkuduyang mencetak tiga gol di awal babak kedua.

Sangat mungkin Palmer dan Madueke akan memainkan peran kunci dalam menyelesaikan serangan Chelsea di pertandingan mendatang. Akan menarik untuk melihat apakah mereka dapat mempertahankan performa mereka melawan lawan yang lebih terorganisir.

Kesimpulan

Chelsea menghadapi masalah pertahanan yang serius di babak pertama melawan Wolverhampton, sebagian besar karena tekanan yang buruk dan banyaknya kesalahan dari Enzo Fernández dan Moisés Caicedo. Namun, di babak kedua, mereka meningkatkan permainan mereka secara signifikan, yang berdampak positif pada kerja sama tim mereka secara keseluruhan.

Dalam penyerangan, Enzo Maresca menggunakan formasi 3-2-2-3 / 3-2-2-1-2, yang memungkinkan Chelsea mendominasi area tengah dan sayap. Palmer dan Madueke menjadi pahlawan utama pertandingan, tetapi pertanyaannya tetap apakah mereka dapat secara konsisten dan efektif mengonversi peluang mereka dalam pertandingan berikutnya.

Meski demikian, pertandingan melawan Wolverhampton menawarkan banyak alasan untuk optimis bagi penggemar Chelsea.





Source link